Selamat Malam Diriku
badan lemas ku tergeletak diatas kasur. tanganku terasa dingin sekali. sudah berat mataku, sudah lelah diriku.
tapi.
teriakan ambulans terus membangunkan ku. suara ibuku yang memanggil namaku terus menerus. menyebalkan. biarkan aku tidur. biarkan aku istirahat.
kesal, marah, lelah diriku. kesal pada keluargaku. marah pada teman-temanku. lelah pada diriku. mengapa kau tidak percaya ibu. mengapa kau tidak peduli teman. mengapa kau dingin.
dingin sekali badan ku.
dingin sekali ruangan ini.
dingin sekali mereka.
dingin sekali diriku.
mengingatkan ku saat kecil. saat ingin berangkat sekolah sebelum matahari bangun. saat pulang sehabis menjemput kaka sekolah. dingin yang membuatku senang. dingin yang hangat.
saat itu aku masih hangat.
saat itu mereka masih peduli.
saat itu mereka masih tersenyum.
saat itu mereka senang, seperti diriku saat itu.
sekarang telah berubah. mereka sedingin malam. mereka sekeras es.
mereka sudah berubah.
aku juga harus berubah.
aku harus.
aku.
aku....
siapa...
mengapa aku ada?
apa yang mereka inginkan dari ku?
bagaimana aku bisa menjadi seperti ini?
apa ini salah mereka? atau salah diriku?
segala hal jadi membingungkan. semua hal menjad lebih sulit tanpa alasan. semua hal berubah.
apakah aku sudah berubah?
apa diriku bukan diriku yang sebenarnya?
apa mereka bukan mereka yang dulu?
mengapa mereka semua berubah. aku tidak mau berubah.
tapi.
itulah hidup.
selalu berubah. selalu berbeda. selalu ada.
aku menyesal, selalu menyesal.
aku harap mereka dapat mengerti. aku harap mereka masih senang. aku harap meeka ingat akan diriku.
waktu sudah semakin malam. ambulans menyanyikanku lagu tidurku. lampu kamar ku meredam, menyuruhku untuk tidur. selamat malam kawan, selamat malam diriku, selamt malam teman baikku.